Senin, 08 April 2013

Green Economy

Green Economy, Kebijakan Ekonomi Baru Berbasis Lingkungan Beberapa negara di seluruh dunia masih dihantui oleh ancaman krisis global, tidak hanya itu peradaban dunia juga menghadapi persoalan serius terkait dengan degradasi sumber daya alam, energi, lingkungan, dan pangan. Bahkan, di tengah krisis sumberdaya tersebut, di beberapa negara Eropa kini tengah tengah menghadapi krisis finansial.  Sementara posisi Indonesia masih menghadapi tantangan besar di mana model pembangunan ekonomi yang dikembangkan telah menggerakkan pembangunan ekonomi yang cenderung bersifat ekstraktif dan berjangka pendek. Bahkan ada kecenderungan besar di mana upaya mempertahankan fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari masih jauh dari yang diharapkan.  "Karena itu, maka dibutuhkan pola pendekatan baru, pendekatan Ekonomi Hijau atau Green economy, di mana model pendekatan pembangunan ekonomi yang tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan yang berlebihan," ujar Head, Office of Regional Economic Integration (OREI) Asian Development Bank (ADB), Prof Iwan Jaya Azis dalam ''open lecture on knowledge partnership'' yang diselenggarakan LPPM UGM di Balai Senat UGM.  Dalam diskusi yang dipandu oleh mantan Mendiknas Prof Dr Bambang Sudibyo MBA itu, dengan tegas Prof Iwan Jaya menjelaskan bahwa pendekatan kebijkan ekonomi hijau merupakan suatu lompatan besar untuk meninggalkan praktik-praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek yang telah mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk ditangani, termasuk di antaranya menggerakkan perekonomian yang rendah karbon (low carbon economy).  Dosen di Cornell University AS itu menambahkan, pendekatan kebijakan ekonomi hijau diharapkan mampu menggantikan kebijakan-kebijakan lingkungan yang pada masa lampau kerap difokuskan pada solusi jangka pendek. Bahkan lewat pendekatan baru kebijakan ekonomi itu menurutnya mampu bisa menekankan aspek pelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.  "Model pendekatan green economy ini juga mampu menjawab ketergantungan antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktivitas ekonomi termasuk perubahan iklim dan pamanasan global,"
Beberapa negara di seluruh dunia masih dihantui oleh ancaman krisis global, tidak hanya itu peradaban dunia juga menghadapi persoalan serius terkait dengan degradasi sumber daya alam, energi, lingkungan, dan pangan. Bahkan, di tengah krisis sumberdaya tersebut, di beberapa negara Eropa kini tengah tengah menghadapi krisis finansial.
Sementara posisi Indonesia masih menghadapi tantangan besar di mana model pembangunan ekonomi yang dikembangkan telah menggerakkan pembangunan ekonomi yang cenderung bersifat ekstraktif dan berjangka pendek. Bahkan ada kecenderungan besar di mana upaya mempertahankan fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari masih jauh dari yang diharapkan.
"Karena itu, maka dibutuhkan pola pendekatan baru, pendekatan Ekonomi Hijau atau Green economy, di mana model pendekatan pembangunan ekonomi yang tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan yang berlebihan," ujar Head, Office of Regional Economic Integration (OREI) Asian Development Bank (ADB), Prof Iwan Jaya Azis dalam ''open lecture on knowledge partnership'' yang diselenggarakan LPPM UGM di Balai Senat UGM.
Dalam diskusi yang dipandu oleh mantan Mendiknas Prof Dr Bambang Sudibyo MBA itu, dengan tegas Prof Iwan Jaya menjelaskan bahwa pendekatan kebijkan ekonomi hijau merupakan suatu lompatan besar untuk meninggalkan praktik-praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek yang telah mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk ditangani, termasuk di antaranya menggerakkan perekonomian yang rendah karbon (low carbon economy).
Dosen di Cornell University AS itu menambahkan, pendekatan kebijakan ekonomi hijau diharapkan mampu menggantikan kebijakan-kebijakan lingkungan yang pada masa lampau kerap difokuskan pada solusi jangka pendek. Bahkan lewat pendekatan baru kebijakan ekonomi itu menurutnya mampu bisa menekankan aspek pelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
"Model pendekatan green economy ini juga mampu menjawab ketergantungan antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktivitas ekonomi termasuk perubahan iklim dan pamanasan global,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar